Kepunahan massal, yang dialami dinosaurus ratusan juta tahun lalu,
ternyata tidak hanya disebabkan oleh dampak asteroid besar yang pernah
menghantam bumi di masa lampau. Penelitian terbaru mengungkap sebab
kepunahan lain, yakni kondisi alam atau ekosistem lingkungan yang buruk
sekira 145,5 sampai 65,5 juta tahun lalu.
"Analisis kami menunjukkan bahwa lebih banyak spesies punah akibat matinya tanaman tertentu di komunitas (dinosaurus) termuda. Kami dapat melacak perbedaan ini dengan menanggapi perubahan dalam sejumlah kelompok ekologis yang utama, misalnya dinosaurus pemakan tumbuhan seperti Triceratops dan mamalia kecil," ujar Jonathan Mitchell, peneliti dari University of Chicago Committee on Evolutionary Biology, seperti dikutip Redorbit, Rabu (31/10/2012).
Kepunahan massal, memusnahkan banyak spesies hewan purbakala dan menandai berakhirnya Periode Cretaceous. Studi ini diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), yang mengungkap bahwa tidak mendukungnya struktur ekosistem di wilayah Amerika Utara, menghasilkan kepunahan lebih buruk dari yang diperkirakan peneliti.
Selain ekosistem yang buruk, diketahui bahwa di Semenanjung Yucatan Meksiko merupakan rumah bagi kawah Chicxulub, yang diakibatkan oleh dampak asteroid raksasa. Dampak asteroid ini diyakini sebagai penyebab utama dari kepunahan massal di periode Cretaceous, yang terjadi 65 juta tahun lalu.
"Studi kami menunjukkan bahwa parahnya kepunahan massal di Amerika Utara lebih besar, karena struktur ekologi lingkungan pada saat itu," terangnya. Ia mengatakan, penelitian terbaru yang dilakukan ini mencoba melukiskan gambaran akhir pada periode Cretaceous.
Peneliti menemukan bahwa terjadi perubahan rantai makanan, yang kemungkinan besar didorong oleh kombinasi antara lingkungan dan faktor biologis. Perubahan ini mengakibatkan hewan purba lebih rapuh ketika menghadapi gangguan besar.
"Ekosistem memburuk karena dampak asteroid. Tidak ada dalam studi kami yang menyarankan bahwa dinosaurus bisa bertahan hidup dalam kondisi seperti itu. Situasi yang tidak biasa ini, seperti efek setelah dampak asteroid, mengabikatkan kerentanan (kepunahan) terhadap komunitas (dinosaurus)," jelasnya.
"Analisis kami menunjukkan bahwa lebih banyak spesies punah akibat matinya tanaman tertentu di komunitas (dinosaurus) termuda. Kami dapat melacak perbedaan ini dengan menanggapi perubahan dalam sejumlah kelompok ekologis yang utama, misalnya dinosaurus pemakan tumbuhan seperti Triceratops dan mamalia kecil," ujar Jonathan Mitchell, peneliti dari University of Chicago Committee on Evolutionary Biology, seperti dikutip Redorbit, Rabu (31/10/2012).
Kepunahan massal, memusnahkan banyak spesies hewan purbakala dan menandai berakhirnya Periode Cretaceous. Studi ini diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), yang mengungkap bahwa tidak mendukungnya struktur ekosistem di wilayah Amerika Utara, menghasilkan kepunahan lebih buruk dari yang diperkirakan peneliti.
Selain ekosistem yang buruk, diketahui bahwa di Semenanjung Yucatan Meksiko merupakan rumah bagi kawah Chicxulub, yang diakibatkan oleh dampak asteroid raksasa. Dampak asteroid ini diyakini sebagai penyebab utama dari kepunahan massal di periode Cretaceous, yang terjadi 65 juta tahun lalu.
"Studi kami menunjukkan bahwa parahnya kepunahan massal di Amerika Utara lebih besar, karena struktur ekologi lingkungan pada saat itu," terangnya. Ia mengatakan, penelitian terbaru yang dilakukan ini mencoba melukiskan gambaran akhir pada periode Cretaceous.
Peneliti menemukan bahwa terjadi perubahan rantai makanan, yang kemungkinan besar didorong oleh kombinasi antara lingkungan dan faktor biologis. Perubahan ini mengakibatkan hewan purba lebih rapuh ketika menghadapi gangguan besar.
"Ekosistem memburuk karena dampak asteroid. Tidak ada dalam studi kami yang menyarankan bahwa dinosaurus bisa bertahan hidup dalam kondisi seperti itu. Situasi yang tidak biasa ini, seperti efek setelah dampak asteroid, mengabikatkan kerentanan (kepunahan) terhadap komunitas (dinosaurus)," jelasnya.
0 komentar:
Posting Komentar